Dalam algoritma tentu akan membutuhkan input dan menghasilkan
output. Input akan diproses dengan menggunakan langkah-langkah menurut aturan
tertentu. Misalkan menghitung volume balok, tentu kita sudah mengetahui aturan
menghitungnya yaitu Volume=panjang x lebar x tinggi, atau terkadang cukup
disingkat V=p x l x t. Dari mana nilai panjang, lebar, dan tinggi? Ya, masukan
dari user, artinya panjnag, lebar dan tinggi menyimpan nilai yang dimasukkan oleh user, sedangkan Volume
menyimpan nilai hasil perkalian panjang, lebar dan tinggi. Demikian juga pada algoritma
di atas.
Kesemuanya digunakan untuk menyimpan nilai selama algoritma
digunakan, yang kemudian disebut sebagai variabel atau peubah. Dalam Kamus
Bahas Indonesia variabel diartikan sebagai “sesuatu” yang dapat berubah (dalam
hal ini adalah nilainya). Di dunia matematika, variabel diartikan karakter
alfabet yang mewakili suatu bilangan yang tidak diketahui (en.wikipedia.org).
Di dunia pemrograman, variabel adalah nama simbolik (identifer) yang memuat/berisi
informasi atau nilai yang tidak atau belum diketahui, yang disediakan lokasi penyimpanannya
pada memori komputer (en.wikipedia.org)
Jadi variabel adalah suatu nama simbolik, bisa dinyatakan dengan
alfabet (huruf) tunggal atau rangkaian huruf, atau rangkaian huruf dan angka
atau simbol-simbol, yang akan diberikan informasi atau nilai tertentu.
Nilai-nilai tersebut tidaklah selalu berupa bilangan bisa berupa karakter,
rangkaian karakter (string), nilai benar salah (boolean), dan sebagainya yang
disebut sebagai tipe data. Dengan menyimpan nilai-nilai pada variabel akan
memudahkan kita untuk melakukan operasi, seperti menerapkan rumus, mengganti
atau mengubah nilai, dan operasi-operasi lain. Penentuan variabel tergantung dengan
kebutuhan dari algoritma.
Tidak ada aturan khusus pemberian nama variabel dalam algoritma,
namun demikian memngingat bahwa algoritma ini nantinya diarahkan ke dunia
pemrograman, maka digunakan aturan yang mengarah ke pemberian nama variabel
dalam pemrograman. Variabel dapat diberi nama dengan sebuah huruf, atau huruf
diikuti huruf lain atau angka atau simbol seperti – atau _. Tidak disarankan
memberikan nama variabel diawali dengan bukan huruf, misalkan diawali angka atau
simbol lain. Pemberian variabel disarankan sesuai dengan apa yang diwakilinya.
Misalkan variabel untuk panjang balok, bisa menggunakan nama variabel, p, atau
pjg, atau panjang. Jika ada lebih dari satu balok, bisa menggunakan p1, p2, p3
dan seterusnya.
Tentukan variabel-variabel pada Algoritma mengkonversi suhu dalam
derajat Celcius menjadi Farenheit, Reamur, dan Kelvin.
Penyelesaian:
Variabel
bisa melekat pada input, output atau pada proses:
Inputnya berupa derajat dalam Celcius, Outputnya adalah derajat
dalam farenheit, Reamur dan kelvin. Dengan demikian ada 4 variabel yang harus
dibuat mislakan diberi nama suhuCelcius, suhuFarenheit, suhuReamur, dan
suhuKelvin. Atau dapat juga disingkat menjadi TC, TF, TR, dan TK, karena kita
tahu T untuk temperature, F, R, dan K untuk Celcius, Farenheit, Reamur, dan Kelvin.
Apa masih perlu variabel tambhan? Hal ini tergantung apakah TF,
TC, dan Tk bisa dihitung langsung dari TC atau perlu variabel lain. Pada kasus
ini tidak, variabel sudah cukup. Jadi variabel yang dibutuhkan adalah TC, TF,
TR, dan TK
Contoh 2
Tentukan variabel-variabel pada Algoritma menentukan kelulusan
seorang murid ketika ujian nasional (UAN). Algoritma ini membutuhkan input
berupa nama anak, nilai matematika, nilai bahasa indonesia dan nilai bahasa
Inggris. Anak dinyatakan lulus jika rata-ratanya lebih dari 60. Outputnya
adalah status=LULUS atau Belum LULUS.
Penyelesaian:
Dari uraian algoritma yang dibuat, diperlukan nama murid, atau
bisa dibuat variabelnya adalah Nama, kemudiannilai matematika, bahasa indonesia
dan bahasa inggris dijadikan variabel Nilai_Mat, Nilai_BInd, dan Nila_BInggris.
Untuk mengetahui kelulusan harus dihitung nilai rata-rata, sehingga rata-rata
dijadikan sebuah variabel dengan nama Rerata. Outputnya adalah status yang juga dapat menjadi variabel. Jadi variabel
yang dibutuhkan terdiri dari: Nama, Nilai_Mat, NiliaBInd, Nilai_Binggris,
Rerata, dan Status.
Contoh ini menunjukkan bahwa variabel tidak hanya digunakan untuk
menampung input dan output saja, tapi semua yang diperlukan dalam proses
algoritma. Meskipun yang menjadi output adalah status, tapi dalam proses
memerlukan nilai rata-rata, maka rata-rata juga merupakan variabel yang didefinisikan
oleh algoritma.
Contoh 3
Tentukan variabel-variabel pada Algoritma untuk menentukan berat
badan maksimum dari 40 Siswa kelas X.
Penyelesaian:
Pertama lihat inputnya terlebih dahulu. Yang akan dicari
maksimumnya adalah berat badan 40 anak kelas X. Apakah ini berarti setiap anak
mempunyai variabel sendiri -sendiri. Bolehkah memberi nama variabel berat1,
berat2, berat3, danseterusnya hingga berat 40? Pada prinsipnya boleh-boleh
saja, namun cara ini sangatlah tidak efektif. Dengan 40 data saja
adamenempuh 40 variabel, bagaimna jika
100 data, atau lebih, atau bagaimna jika banyaknya anak tidak pasti, tentukeseluruhan
data berat badan dengan kita akn
kesulitan dalam memberikan variabel yang sesuai dengan jumlah input. Bisakah
kita mewakili 40 data tersebut dengan hanya satu variabel saja, misalkan dataBeratBadan.
Jawabnya, iya bisa dengan syarat variabel dataBeratBadan harus mampu menampung
semua data input, dan dapat diolah untuk menghasilkan berat badan maksimum.
Perlukan algoritma tersebut menggunakan variabel untuk menampung
nama? Jika kita lihat dari perintahnya, sepertinya tidak, karena yang
dibutuhkan adalah berat badan maksimum. Sehingga variabel berikutnya yang harus
ada adalah berat badan maksimum atau dituliskan nama variabelnya adalah
beratMax.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa pada Algoritma ini diperlukan vaiabel dataBeratbadan
dan beratmax.
Catatan:
semua nama variabel yang ada pada contoh boleh diganti dengan nama lain, asalkan
tidak jauh dari makna sesungguhnya dari variabel tersebut.
0 komentar:
Post a Comment